Lagu City of Lies, Kritik Oligarki Dikemas oleh Gust dengan Musik Easy Listening

Lagu City of Lies ini viral dan menjadi daya tarik di sosial media karena dikemas dengan musik yang easy listening. Lagu yang dibawakan oleh Gust ini, dirinya gak menyangka antusias masyarakat pada lagunya begitu besar. Padahal, genre lagu seperti ini cenderung sedikit peminatnya.
Mengenai antusias netizen pada lagunya, Gust mengatakan "Yang banyak peminatnya biasanya lagu cinta-cintaan atau melow-melow gitu. Tapi ini dengan genre electro pop reto yang mengusung tema oligarki malah mereka suka."
Lagu City of Lies ini dinilai mirip dengan situasi dan kondisi saat ini. Lagu yang menceritakan tentang sindiran pada kaum elite dan oligarki ini, menandakan bahwa warga sudah sangat jengah dengan praktek-praktek oligarki.
Lagu berbahasa inggris milik Gust ini, sangat mewakili aspirasi dari para pendengarnya. Dikemas dengan musik yang easy listening, sehingga nyaman banget untuk kamu dengar kapan saja dan di mana saja. Apalagi saat suasana malam hari dengan nuansa yang tenang.
Biasanya lagu-lagu kritik itu dikemas dengan nada menghentak dan menonjolkan suara khas yang kuat dan nyaring. Tapi City of Lies dikemas dengan cara yang unik dan berbeda. Para penikmat musik masih dapat mendengarkan lagu yang berisikan kritikan tanpa ikut memusingkan dan merasa kesal. Namun, pesan yang disampaikan dalam lagu ini tetap tersampaikan.
Pada tahun 2015 lalu, Gust sudah terlebih dahulu membuat mini album yang berjudul Stop The Pain. Stop The Pain berisikan empat buah lagu secara keseluruhan. Sementara itu lagu teranyar City of Lies dirilis di platform musik digital pada tanggal 12 Juli 2021 lalu, yang digarap oleh produser Faishal Hafizh Dwiantara dari Stut Studio, Nuno Satrida dari Mantra Recording Indonesia dan Rocky Daniel dari TinMan Audiolab.
Gust menjelaskan lebih lanjut tentang lagunya, "Dunia tipu-tipu bukan hanya di sosial media yang memamerkan atau memperlihatkan kekayaan, kesuksesan, ke-hype-an atau segala hal yang berbau kemunafikan atau kebohongan. Tapi juga mencakup di dunia politik sampai investasi yang melibatkan kaum elite. Meliputi seluruh dunia lho, ya. Jangan dibawa perasaan alias baper!

Gust meracik aransemen musik pop-elektronik dalam lagu City of Lies. Dirinya berkolaborasi dengan sejumlah komposer dan produser dan tentunya lagu menjadi semakin ciamik berkat Nuno Satrida, dengan sentuhan mixing dan mastering lagu.
Dalam akun Instagramnya @ggguuusssttt, Pria yang bernama lengkap Gustidin Muhammad, bukan hanya seorang seniman. Gust juga merangkap sebagai seorang investment advisor, trader dan praktisi cryptocurrency. Selain itu, feed instagramya juga dipenuhi oleh foto-foto liburan yang berarti Gust juga gemar travelling.
Melihat keadaaan saat ini membuat Gust gemar berargumen kritis. Khususnya melalui sebuah karya lagu, seorang musisi harus tetap menyuarakan suara hati masyarakat, telebih lagi maraknya praktek-praktek oligarki yang sudah terbongkar maupun yang masih terselubung.
Sebab, protes itu gak hanya dilakukan dengan demo saja, tetapi juga bisa lewat mana saja termasuk melalui karya musik. Melalui sebuah lagu, kritik yang disuarakan akan lebih mudah diterima dan dicerna oleh masyarakat.
Nah, keren kan lagu City of Lies dari Gust dan easy listening banget? Buat kamu yang ingin mendengarkan tiap hari dan memasukan dalam playlist, langsung aja lewat platform spotify, ya!
Baca juga: Tampil Modis dan Percaya Diri dengan iNeat, Brand Lokal Inspirasi Tren Masa Kini
Post a Comment for "Lagu City of Lies, Kritik Oligarki Dikemas oleh Gust dengan Musik Easy Listening"
Terima kasih sudah mampir, tolong kasih komentar sesuai isi konten, ya